INILAH PENYEBAB KONFLIK RUSIA DAN UKRAINA HINGGA TERJADINYA PERANG
Karena
ketidaksanggupan pemerintah pada saat itu dalam menjaga kestabilan politik pemerintahan, presiden
ukraina Victor Yanukovich mengundurkan diri dan digantikan oleh presiden Petro
Poroshenco pada tahun 2015, yang kemudian membentuk sebuah pemerintahan baru di
ukraina dengan uni eropa. Dengan pembentukan pemerintahan baru di ukrainna ini
menjadikan keamanan negara federasi rusia terancam akan adanya intervensi uni eropa dan amerika serikat yang tergabung kedalam
organisasi NATO. Sebagai salah satu upaya yang dilakkukan rusia yaitu
mengirimkan surrat berupa penolakan ide bergabunngnya ukraina ke dalam
organisasi tersebut.
Konflik
semakin memanas di tambah lagi penggabungan krimea dengan rusia, presiden putin
membantah tuduhan dari PBB akan keterlibatan rusia dalam konflik permasalahan ukraina. Dan
berdasarkan untuk melindungi warga negaranya di ukraina dan juga etnis rusia yang
pada saat itu berada di krimea sehinngga untuk menghindarii ancaman warga dan
militer ukraina. Pada pada akhirnya krimea memilih referendum dan hasil dari
keputusan 97% warga krimea ingin bergabung dengan rusia. Sebaliknya di sisi
lain ukraina membantah hal ini dan tidak mengaakui kemerdekaan republic krimea
atau integritas dari rusia dengan hal mengesahkan secara hukum.
Pemerintahan rusia berulang kali menegaskan bahwa tidak akan ada keuntungan yang didaapat di kedua belah pihak jika terjadinnya peperangan. Sikap politik tersebut menjawab sikap pemerintah rusia yang melakukan latihan militer dikawasan perbatasan ukraina dan rusia. Dalam latihan tersebut bisa dilihat bahwa rusia menyelenggarakann dalam wilayah sendiri dan berbeda dengan Negara-Negara barat yang mengirim pasukan militer jauh dari Negara asalnnya. Namun, kedua belah pihak ini pada akhirnya saling mendapatkan sanksi berupa sanksi politik dan sanksi ekonomi yang merupakan ikatan dari saling ketergantungan pada kedua belah pihak dan ekonomi di negaranya.