-->

INILAH PENYEBAB KONFLIK RUSIA DAN UKRAINA HINGGA TERJADINYA PERANG




Pada mula terjadinya penolakan untuk menandatangani perjanjian kerjasama mengenai perdagangan bebas  dengan uni eropa. Ukraina pada saat itu lebih memilih untuk menerima bantuan dari federasi rusia yaitu pinjaman uang sebesar 15 miliar dollar dan juga potongan harga gas sebesar 30%. Namun  kebijakan tersebut membuat protes besar besaran dari masyarakat ukraina terutama perbedaan pendapat antara ukraina timur dengan ukraina barat. Protes tersbut kemudian cenderung membuat  ketidakstabilan politik di ukrainna.


Pada mula terjadinya penolakan untuk menandatangani perjanjian kerjasama mengenai perdagangan bebas  dengan uni eropa. Ukraina pada saat itu lebih memilih untuk menerima bantuan dari federasi rusia yaitu pinjaman uang sebesar 15 miliar dollar dan juga potongan harga gas sebesar 30%. Namun  kebijakan tersebut membuat protes besar besaran dari masyarakat ukraina terutama perbedaan pendapat antara ukraina timur dengan ukraina barat. Protes tersbut kemudian cenderung membuat  ketidakstabilan politik di ukrainna.

Karena ketidaksanggupan pemerintah pada saat itu dalam menjaga  kestabilan politik pemerintahan, presiden ukraina Victor Yanukovich mengundurkan diri dan digantikan oleh presiden Petro Poroshenco pada tahun 2015, yang kemudian membentuk sebuah pemerintahan baru di ukraina dengan uni eropa. Dengan pembentukan pemerintahan baru di ukrainna ini menjadikan keamanan negara federasi rusia terancam akan adanya  intervensi uni eropa  dan amerika serikat yang tergabung kedalam organisasi NATO. Sebagai salah satu upaya yang dilakkukan rusia yaitu mengirimkan surrat  berupa  penolakan ide bergabunngnya ukraina ke dalam organisasi tersebut.

Baca juga >>Pi Network 2022 Pembaruan Akhir Tahun

Konflik semakin memanas di tambah lagi penggabungan krimea dengan rusia, presiden putin membantah tuduhan dari PBB akan keterlibatan rusia  dalam konflik permasalahan ukraina. Dan berdasarkan untuk melindungi warga negaranya di ukraina dan juga etnis rusia yang pada saat itu berada di krimea sehinngga untuk menghindarii ancaman warga dan militer ukraina. Pada pada akhirnya krimea memilih referendum dan hasil dari keputusan 97% warga krimea ingin bergabung dengan rusia. Sebaliknya di sisi lain ukraina membantah hal ini dan tidak mengaakui kemerdekaan republic krimea atau integritas dari rusia dengan hal mengesahkan secara  hukum.

Pemerintahan rusia berulang kali menegaskan bahwa tidak akan ada keuntungan yang didaapat di kedua belah pihak jika terjadinnya peperangan. Sikap politik tersebut menjawab sikap pemerintah rusia  yang melakukan latihan militer dikawasan perbatasan ukraina dan rusia. Dalam latihan tersebut bisa dilihat bahwa rusia menyelenggarakann dalam wilayah sendiri dan berbeda dengan Negara-Negara barat yang mengirim pasukan militer jauh dari Negara asalnnya. Namun, kedua belah pihak ini pada akhirnya saling mendapatkan sanksi berupa sanksi politik dan sanksi ekonomi yang merupakan ikatan dari saling ketergantungan pada kedua  belah pihak dan ekonomi di negaranya.