-->

Ada 8 Adab Berteman Dalam Islam dan Beserta Dalilnya

Sebagaimana telah kita bahas pada artikel sebelumnya, manusia hidup sebagai mahluk sosial sehingga harus menjaga hubungan baik dengan sesamanya atau hablum minannas. salah  satu hubungan sosial dalam kehidupan kita adalah pertemanan. dalam Islam, teman harus diperlakukan dengan baik sesuai adab yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. berikut ini adalah beberapa adab berteman yang membuat Rasul begitu dicintai oleh para sahabatnya:




 

1. bergaul dengan mukmin

Adab pertama adalah sebaiknya kita berteman dekat menggunakan orang mukmin. Ingatlah bahwa teman dekat sangat mempengaruhi karakter kita nantinya. Rasul sendiri telah menyarankan agar kita dekat dengan mukmin.

 

dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau  bergaul kecuali dengan seorang mukmin. Janganlah memakan makananmu melainkan orang bertakwa,” (HR. Abu Daud no. 4832 dan  Tirmidzi no. 2395. Hadits ini hasan kata Syaikh Al Alba )

 

Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali menjelaskan,

 

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

 

“Permisalan teman yang baik dan  teman yang buruk  ibarat seorang penjual minyak wangi dan  seseorang pandai  besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau  mampu membeli minyak wangi darinya, dan  kalaupun tidak, engkau  tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai  besi, mampu jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan  kalaupun tidak engkau  tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan  Muslim 2628)

 

2. Selalu berkata baik

ketika kita berbicara dengan teman, hendaknya gunakanlah perkataan yang baik. Berkomunikasilah dengan tutur kata yang lembut dan  penuh kasih sayang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

 

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya (HR Abu Dâwud no. 4682 dan  at-Tirmidzi no.1163. (ash-Shahîhah no. 284)

 

3. Berpakaian yang baik

Sebagaimana Allah telah mewajibkan kita untuk selalu menjaga aurat dalam Al Quran,

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

 

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan  isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan  Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Ahzâb/33:59]

 

Maka ketika kita bergaul, hendaknya kita juga permanen menjaga pakaian yang kita gunakan untuk selalu sopan dan  menutu aurat dengan tepat, terutama Jika berada di keramaian.

 

Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata pada kitab   al-Hilyah, “Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah sandang yang menghiasimu dan  tidak menjelekkanmu, serta tak sebagai bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh.”

 

4. tidak memotong pembicaraan

ketika teman sedang berbicara, maka janganlah kamu memotong pembicaraan mereka. Memotong pembicaraan seseorang merupakan perbuatan yang tidak sopan dan  tidak menghargai orang lain.

 

Rasulullah bersabda, “Jika engkau  mengatakan ‘diamlah’ kepada orang-orang ketika mereka sedang berbicara, sungguh engkau  mencela dirimu sendiri.” (HR. Ahmad 2/318, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1/328)

 

5. Menghindari debat

untuk menjaga pertemanan yang baik, maka sudah sebaiknya kita menghindari debat. Bahkan meskip[un kita tahu bahwa kita berada di pihak yang benar, namun hendaknya kita menghindarinya.

 

Nabi Sulaiman ‘alaihis sallam berkata kepada anaknya,

 

يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ

 

“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan  menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. dan  ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” (Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi)

 

6. Saling menasehati

salah  satu adab berteman yang baik yang saat ini banyak ditinggalkan adalah saling menasehati. sebagai seseorang muslim yang baik, hendaknya kita saling mengingatkan dan  menasehati. Saling menasehati juga merupakan perintah Allah SWT yang termaktub dalam Al Quran,

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

 

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan  mencegah dari yang munkar, dan  beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)

 

7. Saling memberi pemberian

Rasa kasih sayang dalam sebuah pertemanan akan semakin latif Jika dibarengi dengan saling memberi pemberian . tidak perlu memberikan hadiah yang mewah, namun hanya dengan hadiah yang kecil saja sudah sangat menyenangkan hati teman.

 

Rasulullah pernah bersabda:

 

تَهَادُوْا تَحَابُّوْا

 

“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

 

8. Menjaga rahasia

dalam pertemanan, Jika terdapat sebuah rahasia yang disampaikan maka hendaklah disimpan rapat-rapat. Sebagaimana yang telah dicontohkan para sahabat.

 

dari Tsabit, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

 

أتَى عَلَيَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وَأنَا ألْعَبُ مَعَ الغِلْمَانِ ، فَسَلمَ عَلَيْنَا ، فَبَعَثَني إِلَى حاجَةٍ ، فَأبْطَأتُ عَلَى أُمِّي . فَلَمَّا جِئْتُ ، قالت : مَا حَبَسَكَ ؟ فقلتُ : بَعَثَني رسولُ الله – صلى الله عليه وسلم – لِحَاجَةٍ ، قالت : مَا حَاجَتُهُ ؟ قُلْتُ : إنَّهاَ سرٌّ . قالت : لا تُخْبِرَنَّ بِسرِّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – أحَداً ، قَالَ أنَسٌ : وَاللهِ لَوْ حَدَّثْتُ بِهِ أحَداً لَحَدَّثْتُكَ بِهِ يَا ثَابِتُ

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangiku dan  di waktu itu aku  sedang bermain-main dengan beberapa orang anak. beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam kepada kami, kemudian menyuruhku untuk sesuatu keperluannya. oleh sebab itu aku  terlambat mendatangi ibuku. Selanjutnya setelah aku  datang, ibu lalu bertanya, ‘Apakah yang menahanmu?’”   aku  pun berkata, “aku  diperintah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk sesuatu keperluannya.”   ibu bertanya, “Apakah hajatnya itu?”   aku  menjawab, “Itu adalah rahasia.”   ibu berkata, “kalau begitu jangan sekali-kali engkau  memberitahukan rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut pada siapapun pula.”   Anas berkata, “Demi Allah, andaikata rahasia itu pernah aku  beritahukan kepada seseorang, sesungguhnya saya akan memberitahukan hal itu kepadamu pula, wahai Tsabit.” (HR. Muslim, diriwayatkan pula oleh Al Bukhari dengan ringkas)

 

Itulah beberapa adab dalam berteman yang perlu kita jaga dan  amalkan. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupan sosial kita. Aamiin.